Pasca Operasi (1)...

Setelah siuman dari bius operasi, saya dibawa ke ruang radiologi untuk foto rontgen torax dan lumbal.  Selesai proses foto selama 10 menit, saya kemudian dikembalikan ke ruang perawatan.  Ternyata setelah operasi tidurnya tetap di atas papan dengan posisi terlentang.  Awalnya agak ngeri juga karena bekas operasi ada di bagian bawah punggung.  Ada perasaan kalau luka operasi melebar gitu.

Saat jam 22 rasanya tenggorokan kering, haus sekali.  Maunya akan minum, tetapi perawat sudah pesan tidak boleh minum sampai besok pagi.  Rasa haus dan tenggorokan keringpun tetap ditahan sampai tertidur.  Pagi harinya jam 6 akhirnya baru boleh minum air.  Itupun hanya beberapa tetes untuk membasahi tenggorokan.  Jadinya puasa yang saya lakukan selama 36 jam.  Tidak terasa lapar, lha karena tetap diinfus.

Hari ke-1 mulai dipasang korset .  Rasanya perut sesak karena terkungkung korset tersebut.  Hari ke-2 sampai ke-5 dilatih miring kanan dan miring kiri.  Mulai dilatih miring rasanya kaku semua.  Apalagi ada perasaan takut luka bekas operasi terbuka lagi.  Saya sempat ditertawakan fisioterapisnya waktu mengkuatirkan luka operasi tersebut.

Pada hari ke-3 obat pereda rasa sakit yang mengandung morpin sudah tidak diberikan lagi.  Obat perada rasa sakit ini diberikan langsung ke tempat tulang yang dioperasi dengan dosis 5 ml/jam.  Sebagai gantinya diberi obat pereda rasa nyeri non morpin.  Baru terasa kalau sakit akibat operasinya dimulai dari saat ini.  Rasa panas dan perih di luka operasi sangat mengganggu sekali.

Hari ke-6 sampai ke-8 dilatih proses bangun dari miring sampai duduk.  Wuih rasanya saat itu seperti pinggang mau copot saja.  Walaupun AC kamar perawatan sudah di setel ke 20°C, keringat di wajah dan badan bercucuran karena menahan rasa sakit tersebut.  Pantat saat dipakai duduk terasa ada yang mengganjal, terutama yang sisi kanan.

Mulai hari ke-9 mulai dilatih turun dari tempat tidur.  Proses turun dari tempat tidur ternyata juga membuat sakit juga.  Hari ke-10 mulai dilatih jalan.  Belajar jalan ternyata juga tidak mudah.  Butuh tenaga ekstra untuk mengangkat kaki supaya bias melangkah.  Tumpuan menggunakan tangan yang bersandar di walker karena kaki rasanya nyeri sekali.  Walaupun suhu ruangan disetel 20°C, keringat tetap mengucur deras.  Seperti  keringat orang yang habis berolahraga.



Pada tanggal 17 September 2012, hari ke-12 pasca operasi saya diperbolehkan pulang.  Karena masih nyeri dan kaku, maka perjalanan pulang ke Jember menggunakan ambulans.

Setelah menjalani operasi saya baru tahu bahwa tidak benar kata orang kalau operasi itu sakit.  Saat operasi ternyata tidak terasa sakit sama sekali.  Rasa suaaakiiit itu saat pasca operasinya…

SILAHKAN MEMBACA ARTIKEL LAINNYA...