20 February 2013

Ternyata Terkena Osteoporosis Juga...

Pada bulan Nopember 2012,  dua bulan setelah operasi, saya kontrol  ke dr. TR lagi.  Saya sampaikan kalau paha kanan, terutama selakangan dan pangkal paha, sakit saat dipakai untuk jalan.  Dokter mendiagnosa bahwa syaraf saya masih belum sempurna.  Untuk memastikan saya diminta untuk EMG.

Esok harinya saya EMG di RSSA Malang.  Hasil EMG ternyata “mild right nerve root compression L4-5-S1”.  Siang hari saya konsulkan hasil EMG ke dr. TR.  Kata dokter penekanan ini bisa disebabkan oleh pembekuan darah atau memang ada syaraf yang belum terbebaskan semua.  Dokter saat itu menyarankan kalau saya mau sabar menunggu perkembangan membaik dalam 3 bulan lagi atau bisa dilakukan operasi ulang.  Dengan tegas saya katakan tidak untuk operasi lagi.  Memangnya sepeda motor, yang gampang dibongkar pasang onderdilnya…

Bulan Pebruari 2013 saya kontrol ke dr. TR lagi dengan keluhan yang sama.  Kali ini saya disarankan untuk MRI lagi.

Saya kemudian MRI lagi ke RS MK di Surabaya.  Ini MRI yang ke-4 yang saya lakukan.  Hasil MRI ternyata tidak ada penekanan di syaraf L4-5-S1.  Karena saya mengatakan ke dokter radiologi bahwa pangkal paha kanan saya sakit kalau untuk jalan, saya pun diminta untuk CT scan pelvis.

Foto ct scan pun dilakukan siang hari itu.  Setelah selesai foto dokter radiologi masuk ke ruangan dengan mengatakan : “Wah gawat mas, ternyata tulangmu ada yang retak dan patah”.  Dokter pun menunjukkan hasil foto ct scan tersebut.  “Sepertinya tulang anda keropos” kata dokter lagi.  Foto ct scan seperti ini :

retak dan patah

Untuk memastikan tulang saya keropos atau tidak, saya pun melakukan tes BMD.  Hasil tes BMD ternyata nilai BMD di panggul saya -3.  Bener bener sudah osteoporosis…

Dokter yang mengecek BMD kaget, karena laki laki di usia 46 tahun jarang yang terkena osteoporosis.  Dokter bertanya tentang riwayat pengobatan saya sejak tahun 2009.  Setelah saya sebutkan beberapa  obat yang pernah saya konsusmsi,  dia menyela saat saya sebutkan bahwa pernah mendapatkan injeksi methylprednisolone 125 mg selama 5 kali.  Dokter menduga methyl prednisolone ini yang memicu percepatan osteoporosis saya.

Malam harinya saat kontol ke dr. TR di malang, dokterpun kaget dengan hasil foto ct scan saya.  Dia juga menanyakan riwayat pengobatan saya sejak menderita sakit.  Setelah saya sebutkan pernah mendapatkan injeksi methylprednisolone 125 mg selama 5 kali,  dokter menduga methyl prednisolone ini yang memicu percepatan osteoporosis saya.

Jadi saya jatuh beberapa kali saat naik sepeda motor di kebun ternyata berakibat tulang saya patah.  Seperti halnya mobil ada yang dobel gardan, saya pun menderita dobel penyakit, yaitu HNP dan Osteoporosis…



SILAHKAN MEMBACA ARTIKEL LAINNYA...

No comments:

Post a Comment